Ada sebuah cerita tentang bagaimana seorang rabbi memilih tempat untuk membangun bait Allah. Ada dua orang bersaudara yang bekerja di sebuah ladang. Setiap malam selesai bekerja, masing-masing menerima upah pekerkaan mereka berupa gandum, dan mereka membawanya pulang.
Salah seorang dari pria muda itu masih lajang, dan sang kakak telah menikah dan memiliki keluarga besar. Sang adik yang belum menikah berpikir bahwa sang kakak yang telah menikah dan anak-anaknya tentu lebih membutuhkan banyak gandum dari dirinya, sehingga pada malam hari, ia diam-diam merayap masuk ke lumbung kakaknya dan memberinya porsi ekstra.
Sebaliknya, sang kakak yang melihat adiknya yang belum menikah memikirkan masa depannya. Jika adiknya tidak juga berkeluarga, tentu nanti di hari tuanya dia tidak ada yang merawat. Kuatir akan nasib adiknya, ia bangun setiap malam dan diam-diam masuk kelumbung adiknya dan menambahkan gandum ekstra bagi adiknya.
Suatu malam, mereka bertemu di pertengahan kedua lumbung dan mereka saling menyadari apa yang dilakukan oleh saudaranya. Mereka pun berpelukan dan menurut cerita, Allah menyaksikan apa yang terjadi dan berkata, “Ini adalah tempat suci – tempat dimana ada cinta – disinilah aku akan membangun rumah-Ku.” Tempat kudus dimana Tuhan membuat umat-Nya mengenal Dia, “tempat dimana manusia mengenal satu sama lain didalam kasih.”
Seperti itulah pernikahan, sebuah tempat kudus dimana Tuhan menyatakan cinta-Nya yang bisa disaksikan oleh dunia.
Pernikahan seharusnya adalah tempat dimana Tuhan berkata, “Aku akan membangun rumah-Ku disana karena ada manusia yang mau mengenal satu sama lain didalam kasih.” Suami istri sudah seharusnya memiliki sikap seperti dua bersaudara tadi, yaitu memikirkan apa yang dibutuhkan oleh pasangannya dan memberikan apa yang dimilikinya untuk saling melengkapi.
Jika dua orang bersama dan hanya memikirkan untuk mendapatkan sesuatu dari pasangannya, maka yang terjadi adalah rasa kosong, kecewa dan percekcokan saja. Hukum Kerajaan Allah bukanlah meminta dan menerima. Hukum Kerajaan Allah mengajarkan untuk Anda menabur maka Anda akan menuai. Semakin banyak Anda menabur, maka Anda semakin banyak menuai. Jadi jika Anda menabur kasih kepada pasangan Anda memikirkan apa yang ia butuhkan, maka sudah pasti Anda akan menuai kasih dari pasangan dan berkat dari Tuhan.
Jadikan pernikahan Anda penuh dengan cinta, dimana Anda dan pasangan memiliki hati untuk saling memberi, maka Allah akan hadir dan hadiratnya selalu ada ditengah-tengah keluarga Anda.